Nilai tukar rupiah kembali melemah terhadap dolar AS pada Rabu (01/04). Hingga pukul 11.55 WIB, rupiah USD/IDR melemah 1,04% atau turun 170 poin di level 16.470,0 per dolar AS menurut data Melansir CNBC Indonesia Rabu (01/04), Bank Indonesia (BI) memandang kurs rupiah saat ini sudah memadai. Walau terjadi depresiasi, itu disebabkan oleh kepanikan pasar akibat penyebaran virus corona yang semakin luas.
BACA JUGA : 4 Langkah Memulai Investasi Saham
Pelemahan rupiah, lanjut Gubernur BI Perry Warjiyo, disebabkan oleh aliran modal keluar di pasar keuangan Indonesia. Selama periode corona, BI mencatat terjadi pembalikan modal sebesar Rp 167,9 triliun.
Namun BI tetap berkomitmen menjaga nilai tukar rupiah ungkap Bisnis.com Rabu (01/04). Skenario yang disampaikan oleh Kementerian Keuangan soal asumsi makro, termasuk rupiah, merupakan antisipasi. Perry menekankan hal itu akan dicegah supaya tidak terjadi.
"BI komitmen menjaga stabilitas nilai tukar rupiah" tegas Gubernur BI tersebut.
Sementara diwartakan Kontan Rabu, Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan bahwa penyebaran virus corona diperkirakan mencapai puncak di bulan April. Pemerintah memangkas estimasi pertumbuhan ekonomi menjadi 2,3% dari sebelumnya 5,3%. Inflasi pun diprediksi berada di 3,9%-5,1%.
Menkeu mengatakan, kurs bisa mencapai Rp 17.500 per dolar AS pada tahun ini. Sri Mulyani mengatakan, dengan skenario terburuk, rupiah bisa melemah ke Rp 20.000 terhadap dolar AS.
Laporan Gulf Times Rabu menjelaskan bahwa rupiah sempat anjlok hingga nyaris menembus rekor terendah tahun 1998 baru-baru ini sebelum berbalik menguat. Pasar opsi menunjukkan jeda ini akan berlangsung singkat.
Tren pasar opsi mengungkap adanya peluang hampir 80% bahwa mata uang rupiah akan turun melewati level terendah 16.950 per dolar dalam tiga bulan ke depan. Rabobank memperkirakan rupiah jatuh ke 17.922 per dolar pada kuartal kedua.
Tags:
SAHAM