Nabi Muhammad SAW adalah seorang yang agung nan luhur budi pekertinya. Tak ada sesiapa yang menyangkalnya. Namun, tak sedikit yang kerap lupa bahwa Nabi Muhammad juga memiliki sifat jaiz sebagaimana layaknya manusia pada umumnya. KH Bahauddin Nursalim (Gus Baha) dalam suatu pengajiannya pernah menceritakan Nabi Muhammad SAW pernah lupa. Hal itu terjadi saat shalat zuhur. Ketika itu, Nabi hanya melaksanakan shalat zuhur dua rakaat dan langsung menyelesaikan ibadahnya.
BACA JUGA : Mimpi Gus DUR tentang Gus muwafiq
BACA JUGA : Mimpi Gus DUR tentang Gus muwafiq
Para sahabat pun bertanya-tanya. Mereka segan ingin bertanya kepada sosok panutan penuh kharisma itu. "Tidak ada yang berani bilang ke Nabi," kata Gus Baha dalam salah satu ceramahnya dikutip NU Online, Selasa (3/12). Namun, tiba tiba Dzul Yadain mendekati Nabi dan menanyakan peristiwa langka itu. Ia bertanya apakah hal tersebut baru atau bagaimana. Nabi pun terkejut ketika hal itu dan disampaikan langsung kembali ke pengimaman. Ia mengonfirmasi kepada para jamaah apa hal yang disampaikan Dzul Yadain benar. Para sahabat pun mengiyakannya. "Naam ya Rasulullah. Tadi engkau shalat zuhur hanya dua rakaat," kata para sahabat. jelas Gus Baha, Lalu, Nabi pun langsung bertakbir lagi dan menuntaskan shalat zuhurnya dua rakaat lagi hingga salam tahiyat akhir.
Menurut Gus Baha, lupa bagi Nabi adalah hal lumrah mengingat ia memiliki sifat jaiz sebagaimana manusia biasa pernah lupa. "Nabi tuh gak apa-apa lupa. Wong bukan Tuhan. Yang gak boleh lupa tuh Tuhan," tegas Rais Syuriyah PBNU itu. Dalam pengajian tersebut, kiai asal Rembang, Jawa Tengah itu juga menceritakan bahwa Nabi pernah suatu pagi menanyakan makanan kepada Sayidah Aisyah. Istri Nabi itu menjawab tidak ada. "Ya udah saya puasa saja," kata Gus Baha menirukan respon Nabi ketika mendengar jawaban istrinya. Saat waktu mulai beranjak siang, Nabi kembali bertanya makanan kepada Sayidah Aisyah. Kali itu, putri Sayidina Abu Bakar al-Shiddiq itu menjawab ada. "Ya sudah saya makan saja," ujar Gus Baha menyampaikan respons Nabi kepada Aisyah.
Gus Baha juga menyampaikan bahwa kelupaan Nabi itu agar menjadi sunnah. "Saya ini tidak pernah lupa. Tapi saya diberi lupa supaya menjadi sunnah," pungkas Gus Baha menerjemahkan pernyataan Nabi tentang kelupaannya.